10 Pertanyaan Mendasar Tentang Blockchain Yang Anda Harus Tahu Jawabannya

Posted in Teknologi, Blockchain on June 12, 2020 by Roberto Kaban ‐ 4 min read

Apa itu blockchain?

Blockchain adalah serangkaian blok yang berisi informasi. Blok-blok ini saling terkait dan dilindungi keunikannya dengan hash (seperti tanda tangan digital yang unik, bisa diumpamakan juga seperti sidik jari yang tidak mungkin sama di antara satu dengan lainnya). Setiap blok berisi informasi. Apabila ada yang mengubah satu blok, maka ia juga harus mengubah serangkaian blok lainnya sehingga kecurangan atau pencurian data menjadi sangat mungkin untuk ditiadakan. Ide siapakah blockchain ini? Teknologi blockchain pertama kali dideskripsikan pada tahun 1991 oleh sekelompok peneliti yang membuat sebuah teknologi seperti digital stampstime yang tidak dapat diubah-ubah oleh siapa pun. Namun, teknologi tersebut baru berjalan ketika diadopsi oleh Satoshi Nakamoto untuk menciptakan kriptocurrency untuk bitcoin padatahun 2009.

Bagaimana prinsip kerja teknologi blockchain ini?

Bayangkan bila ada sekelompok orang yang berkumpul dan memutuskan untuk bermain arisan. Mereka mengumpulkan uang dengan jumlah tertentu dan untuk ditarik sesuai jadwal atau ketentuan. Lalu, Anda memutuskan pula untuk bergabung bersama mereka bermain arisan. Kepada siapa Anda harus memberikan kepercayaan Anda? Tentu kepada semua orang di dalam kelompok itu bukan? Dan, apabila ada kemungkinan Anda dicurangi, maka yang harus melakukan kecurangan itu adalah satu kelompok itu, dengan kata lain, tidak mungkin curang jika sendirian, karena setiap tindakan yang dilakukan akan diketahui satu sama lain. Maka, anggaplah orang-orang yang tergolong dalam kelompok tadi adalah blok-blok yang ada dalam sistem blockchain. Semua kegiatan berbasis pada kepercayaan satu sama lain.

Problem apa yang dapat diselesaikan dengan teknologi ini?

Yang pertama kali mengaplikasikan blockchain adalah perbankan. Mereka tahu bahwa teknologi yang tidak membutuhkan “pihak ketiga” ini pada akhirnya bisa mengancam peran Bank (cryptocurrency begitu aman dan tidak membutuhkan bank yang notabene adalah pihak ketiga itu). Selain finansial, isu pertanian, kesehatan, pendidikan juga dapat dibereskan dengan teknologi ini. Slain itu, teknologi ini juga dapat dipakai di bidang kesenian karena dapat melindungi pekerja seni dari plagiasi karya.

Keunggulan Blockchain.

Ketika internet pertama kali muncul di tahun 90-an, teknologi ini berperan dalam setiap kehidupan manusia. Di segala bidang internet digunakan. Namun, ada dua hal yang tidak mampu dijamin oleh interner; kepercayaan (trust) dan keterlibatan pihak ketiga. Pada blockchain, kepercayaan adalah landasan utamanya, dan pihak ketiga memang adalah yang paling dihindari dari sistem ini. Blockchain menjawab tantangan yang tak mampu dipecahkan oleh internet dewasa ini.

Bahasa Pemrograman apa saja yang dapat digunakan untuk membangun blockchain?

Blockchain dapat dibangun di atas berbagai bahasa yang lazim digunakan di bidang komputer, seperti Javascript, Phyton, dan lain sebagainya.

Apakah hubungan antara blockchain dengan bitcoin?

Blockchain adalah teknologi di belakang bitcoin untuk membangun sebuah sistem transaksi finansial dengan menggunakan kritografi untuk membuat cryptocurrency. Sehingga, ketika bitcoin booming, maka blockchain pun ikut “terlihat”. Namun, blockchain dapat dikembangkan melampaui apa yang bisa dilakukan dengan bitcoin. Tidak hanya dapat dimanfaatkan di satu bidang, tetapi banyak aspek kehidupan kita.

Bagaimana prospek blockchain di masa yang akan datang?

Blockchain adalah teknologi yang berkembang dengan sangat progresif. Terdapat lima negara (dan kemungkinan jumlah ini akan terus bertambah) yang menerapkan teknologi ini.

Amerika Serikat, 32% transaksi di negara ini menggunakan bitcoin (merupakan negara dengan tingkat terbanyak menggunakan bitcoin di dunia).

Singapore, Pemerintahnya sangat terbuka dan menerima transaksi dengan bitcoin, walaupun dengan tetap berhati-hati akan ancaman dalam bidang perbankan dengan penerapan teknologi ini.

Sierra Leon, Sebuah perusahaan bernama Agora telah membantu untuk penghitungan pendapatan negara ini dengan menggunakan teknologi blockchain.

Jepang, sejak tahun 2018, Jepang telah membuka lebar masukkan teknologi blockchain (transaksi dengan bitcoin) di bidang keuangan mereka.

Uni Emirates Arab. Sejak tahun ini, Uni Emirates Arab berencana untuk melakukan 50% transaksi pemerintah dengan sistem blockchain dan melegalkan penggunaaan bitcoin. Yang paling terkini adalah kabarnya pemerintah Uni Emirates Arab juga akan meluncurkan blockchain strategi 2021 yang memfokuskan pada empat landasan utama, yaitu kebahagiaan rakyat, efisiensi pemerintah, legislasi yang maju, dan global entrepreneurship.

Apa kendala terbesar masuknya teknologi blockchain (bitcoin) di sebuah negara?

Kendala terbesarnya adalah kebijakan pemerintah berkaitan dengan kekhawatiran akan jaminan perlindungan terhadap konsumen karena tidak adanya regulasi tentang blockchain. Seperti yang diketahui, blockchain sistemnya adalah desentralisasi sehingga pemerintah tidak punya kendali terhadap kegiatan apa pun yang terjadi di sana. Ada kecemasan bahwa teknologi dapat memudahkan pencucian uang yang menjadi momok setiap negara.

Bagaimana kemungkinan Indonesia menerapkan seratus persen blockchain di kemudian hari?

Pemerintah Indonesia termasuk salah satu negara yang belum menerapkan teknologi dengan masif, walaupun kemungkinan ke arah sana sangat terbuka. Persiapan yang dilakukan antara lain menetapkan regulasi blockchain dan menyusun aturan sebagai payung yang menyangga penerapan teknologi ini. Persiapan lainnya adalah dengan merancang tata kelola, manajemen resiko, dan standarisasi operasional yang kuat yang bertujuan untuk menghindari fragmentasi pasar.

Roy Sari Milda Siregar, ST, M.Kom

comments powered by Disqus
Top