Filsafat Ilmu: Mahasiswa adalah pemikir dan Ilmuwan

Posted in Materi Kuliah, Filsafat Ilmu on October 16, 2022 by Roberto Kaban ‐ 4 min read

Berpikir Keilmuan

Berpikir Keilmuan merupakan sebuah tugas kemanusian dan tugas budaya yang makin memperluas kesadaran (reasoning). Dengan berpikir keilmuan diharapkan mampu mendongkrak keterbatasan-keterbatasan kodrati manusia untuk melakukan penemuan- penemuan (invention) serta karya-karya budaya.

Berpikir keilmuan juga akan memanusiakan diri dan lingkungannya menjadi pribadi dan lingkungan yang manusiawi serta berbudaya😁. Berpikir keilmuan bukanlah Berkhayal untuk mencari kepuasan temporer, tetapi lebih kepada proses yang mesti membuahkan pengetahuan ilmu.

Mahasiswa sebagai pemikir

Berpikir keilmuan bukanlah, berkhayal untuk mencari kepuasan temporer, tetapi proses yang mesti membuahkan pengetahuan ilmu.

Mahasiswa bukan hanya menghadapi pikirannya, tetapi mengolah, mengkritisi, dan menatanya sedemikian rupa dengan pola penalaran yang logis maupun metode pemikiran yang khas untuk membangun dunia keilmuannya.

Berpikir sebagai mahasiswa harus terarah sepenuhnya untuk keilmuannya, baik untuk kepentingan pengembangan ilmu secara luas maupun untuk penerapan dalam memecahkan permasalahan kehidupan di dalam lingkungannya.

Berpikir ini juga merupakan serangkaian gerak kegiatan pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu untuk menuju sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan khusus (special knowledge), dalam hal ini disebut pengetahuan keilmuan (scientific knowledge). Pengetahuan keilmuan bukanlah pikiran yang statis dan final tetapi akan terus berkembang.

Mahasiswa harus selalu berpikir dan bernalar secara sistematik dan sistemik untuk mencapai perubahan demi perubahan dalam ilmu pengetahuan.Sistematik, artinya dilakukan secara konsisten, metodis, dan mengikuti prosedur. Dan Sistemik, sesuatu yang dapat mempengaruhi sistem secara keseluruhan.

Proses berpikir secara Keilmuan

Secara umum,skema proses berpikir keilmuan itu diawali dari tahap perumuskan masalah,perumusan hipotesa, pengumpulan data, pengujian hipotesa, hingga ke perumusan kesimpulan. Dalam dunia keilmuan, kesimpulan ini tidak akan langsung berhenti, tetapi dinamis dan memungkinkan terjadi perubahan (kembali lagi ke tahap perumusan masalah)

Perbedaan berpikir Keilmuan dan Non Keilmuan

Terdapat perbedaan berpikir keilmuan dan non-keilmuan. Berpikir secara keilmuan dengan cara logis dan analitis, berbeda dengan berpikir non keilmuan yang mengedepankan wahyu dan intuisi. Berpikir keilmuan dengan diawali perumusan masalah yang jelas dan spesifik sedangkan berpikir non keilmuan tidak dapat diukur secara empiris. Perbedaan lain dapat di lihat di gambar berikut,

Ciri Pemikirnan Keilmuan

  • Sungguh-sungguh, berpikir dengan keseriusan, curahan pemikiran yang mendalam, totalitas penghayatan untuk membedah suatu pemikiran sampai mendapatkan kejelasan, kepastian dan ketepatan bagi sebuah keilmuan. Tidak sekedar bermai-main dengan pikirannya untuk mencari popularitas, tetapi menjadi teladan atau prototype kebenaran dari pemikiran keilmuan itu sendiri.

  • Disiplin, membutuhkan komitmen diri dalam mengawal pengembangan pemikiran sampai pada pembuktian-pembuktian kebenaran pemikiran keilmuan. Menunjukkan pula sikap ketaatan dan kesetiaan pada garis atau ciri pemikiran yang ditekuni sampai membuahkan hasilnya sebagai ilmu

  • Metodis, diproses dan dihasilkan dengan cara-cara kerja yang tertanggung jawab, baik dari sisi rasio maupun teknis analisis, pengujian, dan pembuktiannya. Dapat menjadi acuan bagi public dalam rangka pengujian dan pengembangan ilmu tersebut.

  • Terarah ke Pengetahuan, harus diarahkan sedemikiran rupa untuk menghasilkan sistem pemikiran yang tersusun secara sistematis dan menjadi kerangka pemikiran dasar bagi sebuah bangunan keilmuan

Kelebihan berpikir Keilmuan

  • Berpikir Kritis, terbiasa mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya secara luas dan mendalam.
  • Bersikap Skeptis, meragukan setiap pernyataan ilmiah yang belum teruji kebenarannya.
  • Bersikap Terbuka, kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi dan kritik orang lain
  • Bersikap Objektif, sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
  • Bersikap berani mempertahankan kebenaran, berani membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.

Kekurangan berpikir Keilmuan

Dalam hal ini saya hanya menggaris bawahi salah satu kelemahan atau kekurangan berpikir keilmuan, yaitu Mendewakan pengetahuan.Mendewa-dewakan pemikiran dan lupa bahwa ilmu adalah buatan manusia.

Download File

Ini adalah tugas perkuliahan saya pada matakuliah Filsafat Ilmu, saya share di blog ini, siapa tahu nanti ada teman-teman yang membutuhkan. File Pdf dapat di download di sini. Dalam bentuk slide Power point dapat di download di sini.

Terima kasih telah berkunjung 🙂 dan semoga bermanfaat!

Referensi

ACHMAD DARDIRI, “Handout Filsafat Ilmu”, akses online: http://staffnew.uny.ac.id/upload/130936811/pendidikan/handout+- +FILSAFAT+ILMU.pdf

Keraf Gorys, 1992, Argumentasi dan Narasi, Gramedia, Jakarta, hal. 2-7

Philarchive ”Mudul perkuliahan Filsafat Ilmu” akses online: ,https://philarchive.org/archive/BOEFI

Suaedi, 2016, Pengantar Filsafat Ilmu, IPB Press The Liang Gie, 1985, Kamus Logika, Nurcahya, Yokyakarta.

—————–,1996, Filsafat Ilmu, Liberty, Yogyakarta.

Watloly, A. 2001, Tanggung Jawab Pengetahuan, Kanisius, Yogyakarta, 2001. – ————-; Memandang Pikiran dan Ilmu serta Cara mengerjakannya

Zarlis, M, 2022, “Modul Kuliah Pertemuan 2:PEMIKIR DAN ILMUWAN: MAHASISWA SEBAGAI PEMIKIR DAN ILMUWAN“, Ilmu Komputer Sem 1

comments powered by Disqus
Top